Gua gak terlalu inget gimana masa kecil gua, yang gua inget waktu SD gua adalah murid yang sangat kreatif. Kalo lagi belajar dalem kelas dan pealajarannya ngebosenin hal yang gua lakuin pada saat itu adalah
menggambar guru yang tengah mengajar dengan fose dan dandanan yang cukup membuat muntah sekaligus membutakan mata si pelihatnya. Selain menggambar, hal yang gua lakukan pada saat pelajaran yang membosankan adalah pergi ijin ke toilet. Untuk urusan pergi ke toilet ini gua punya rekan satu perjuangan yaitu Rendi, murid yang berumur 2 tahun lebih tua dari umur kebanyakan murid di kelas kami pada waktu SD.
Pada saat ijin ke toilet bareng Rendi, kami akan menghabiskan waktu selama mungkin di luar kelas tanpa mempedulikan pelajaran, prinsip kami ber-dua adalah habiskanlah waktu di luar kelas sebaik mungkin sebelum nantinya akan berhadapan dengan sesuatu yang memusingkan yang dinamakan pelajaran. Memang bodoh pemikiran kami pada saat itu dan biasanya kami ber-dua akan tiba di kelas lima menit sebelum bel pergantian pelajaran berbunyi. Kegiatan tersebut kami lakukan hampir setiap hari kecuali pada hari Rabu, dimana monster yang memiliki tatapan pembunuh, suara yang sangat menggelegar-gelegar layaknya sound sistem hajatan, dan telunjuk yang lebih tajam dari samurai.
Monster tersebut datang dari planet  Zerixus, planet yang sangat jauh bahkan tidak terhitung jaraknya walaupun kalian menghitung  jaraknya dari bumi menggunakan 10 penggaris besi yang panjangnya mencapai 30cm.
Pokoknya jauuuuuh banget.
Ibu Riska Maulida, itulah nama monster yang paling gua takuti di muka bumi ini. Bukan Cuma gua yang takut kepada bu Riska, semua temen sekelas gua pun merasakan hal yang sama yang gua rasain. Tapi dari sekian siswa yang menakuti akan keganasan si Monster, ternyata ada SATU siswi yang tidak merasa takut kepada si monster. Murid perempuan itu adalah.......
Jeng jreeeeeeng... siapakah dia?

*gua sampe deg-degan*

Dan orang itu adalah *ngomong ala VJ Daniel*

YANTI
Anak satu-satunya si monster.
YAIYALAH BEGO, PANTES AJA DIA GAK TAKUT, ORANG SI MONSTER ITU EMAKNYA.

Yanti adalah perempuan yang sangat cantik, manis, imut, baik, pokoknya jauh deh kalo dibandingin sama emaknya..
 “jangan jangan Yanti itu bukan anak asli si monster, mungkin dahulu kala si monster menculik Yanti yang masih bayi dari orang tua kandungnya lalu menukarnya dengan sekarung beras sebagai ganti sekaligus obat penghilang galau orang tua kandung Yanti” itulah pemikiran gua waktu SD saking tidak percayanya bahwa Monster mempunyai putri secantik Yanti.
Yanti adalah satu-satunya perempuan yang cantik di kelas menurut gua, namun sayangnya dia punya ibu yang sangat menyeramkan. Bisa diibaratkan Yanti itu adalah bidadari yang lahir dari rahim monster. memang mustahil, namun semua itu adalah kenyataan yang setiap orang menyayangkan bahkan tidak mempercayai sama sekali.

sewaktu SD gua adalah orang yang hobi duduk di barisan paling belakang, dan orang yang selalu nemenin gua  di barisan belakang adalah Jefri, orang yang mempunyai ciri khas berpakaian layaknya kuli di pasar dengan lengan baju yang selalu digulung di bagian kiri dan kanannya serta selalu membawa handuk kemanapun dia pergi. Sedangkan bangku di depan gua diisi Rendi, dan sebelahnya ada Zulkarnain atau yang sering kami panggil dengan sebutan Zul, manusia yang sebenarnya pintar namun tidak pernah menunjukkan kepintarannya. Orang yang duduk paling depan sekaligus ketua kelas kami adalah Taufik, murid yang selalu berpakaian rapih dengan baju seragam yang selalu dimasukan, rambut pendek yang selalu tertata rapi ke sebelah kanan, dan orang yang selalu membawa peralatan tulis paling banyak diantara semuanya sehingga kalo gua lupa bawa pulpen orang pertama yang gua cari adalah Taufik.
Tidak terhitung seberapa sering gua minjem alat tulis ke Taufik dan tidak terhitung pula alat tulis yang gak gua balikin ke dia, sehingga gua berpikiran bahwa Taufik adalah toko peminjaman alat tulis berjalan yang sewaktu-waktu bisa kita pinjam kapanpun, dimanapun dan berapapun.
Saat  jam pelajaran, kami ber-4 yang duduk di barisan belakang sering kali tidak memperhatikan guru yang tengah mengajar, yang kami lakukan hanya bercanda, mengobrol, dan mengganggu teman yang lain.
Saat yang paling membosankan pun dimulai yaitu pelajaran matematika, pelajaran menghitung sesuatu yang tidak ada.Tapi kami ber-empat sok-sokan merhatiin guru yang lagi ngajar karena eh karena guru matematika ini bisa sewaktu-waktu menanyakan pertanyaan kepada siapapun tanpa terkecuali.
Pada saat jam pelajaran gua merasakan suatu ketidak tenangan yang setelah gua selidiki ternyata sumbernya berasal dari orang yang duduk di sebelah gua, yaitu Fitri. Gua perhatiin sepertinya Fitri sedang menahan sesuatu yang nampaknya sangat membebaninya, dan gua coba nanya ke Fitri apa sebenarnya yang dia tahan selama ini.
Gua : “ fit, kamu kenapa gelisah gitu, kamu gak apa-apa?”
Fitri : “ enggak apa-apa ko..”
Karena gua sama sekali gak percaya kata Fitri kalo dia gak apa-apa, gua pun ngeluarin kata-kata yang sering diucapkan di sinetron kalo lawan bicara mereka sedang dalam kesusahan, dan gua yakin Fitri sedang dalam posisi itu saat ini.
Gua : “ Fit, kalo ada yang ngeganjel keluarin aja gak usah ditahan gitu” *ngomong pake nada berwibawa*
Dan jawaban Fitri hanya “iyah” itupun dengan ekspresi wajah yang terharu
Setelah gua bilang itu ke Fitri gua yakin Fitri bakal jadi penggemar pertama gua, karena dengan gaya sama nada bicara gua yang keren abis gak bakal ada cewek satupun yang gak terpesona. *PD tingkat kayangan*
Namun setelah beberapa detik apa yang terjadi..?



Tiba-tiba terdengar suara klakson truk yang sangat besar dan dilanjutkan dengan suara geluduk dan bau yang bisa membuat hidung mimisan, dan bau itu semua berasal dari bangku yang diduduki Fitri.

Ya, ternyata Fitri baru saja kentut yang dilanjutkan dengan pup di celana.. hal yang gak pernah gua bayangin sebelumnya dimana seesorang yang menahan rasa mulas dan akhirnya dikeluarkan bukan pada tempatnya karena sudah tidak tahan.
Semua mata tertuju pada Fitri saat suara klakson terdengar dan bau menyengat tercium.

OOOEEEK

“HAHAHAHA HAHAHA BAU BAUUUU OEEK” Cuma itu yang gua denger dari segala penjuru ruangan kelas
mereka dengan amat kompaknya menertawakan Fitri, dan orang yang paling terdengar paling keras suaranya adalah Jefri teman sebangku gua.
Karena merasa malu Fitri lekas beranjak dari tempat duduknya ke WC, namun pada saat dia menangis dan berdiri sebelum pergi ke WC orang pertama yang dia liat adalah gua, bahkan sampai sekarang gua gak pernah lupa tatapan penuh tangisan Fitri. Ternyata yang dia tahan tadi adalah rasa mulas dan gua nyuruh dia buat ngeluarin rasa itu, gara-gara saran gua buat ngeluarin rasa itu Fitri menanggung malu seumur hidup karena pup di celana pada jam belajar.
Karena  kejadian langka itu membuat ruangan kelas menjadi bau busuk, kegiatan belajar-mengajar hari itu dihentikan. Sebagai gantinya kami satu kelas ditugaskan untuk membersihkan ruangan kelas khususnya bangku tempat Fitri mengeluarkan hajatnya.
MANA BAU BANGET LAGI
Setelah kejadian itu Fitri tidak terlihat menginjakan kaki di sekolah hingga 1 minggu lamanya, lalu terdengar kabar bahwa Fitri pindah ke luar kota. Entah karena alasan apa Fitri pindah kami tidak tahu, namun kami semua menebak kepindahan Fitri adalah karena malu gara-gara buang hajat di kelas.
Dari situ gua berpegang pada himbauan JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN
Karena sudah terbukti, orang yang buang sampah sembarangan bakal nerima hukuman sosial yang amat berat seperti halnya Fitri.