kadang gue suka mikir, apa sih cinta itu? Kok bisa sih gue jatuh cinta?
Jujur, gue gak tau sama sekali sama cinta. Bukan  karena gue gak punya hati atau belum pernah pacaran atau belum pernah macarin si hati (Lho kok?) tapi gue memang gak ngerti banget sama yang namanya cinta.
Katanya, karena cinta orang bisa hidup jauh lebih bahagia dari sebelumnya.
Mungkin pernyataan itu bisa dibilang benar, tapi dengan syarat cinta itu tidak gagal.
Kalo cinta itu gagal, kebahagiaan-kebahagiaan dalam cinta itu akan hilang, orangpun cenderung meninggalkan kebahagiaan yang pernah dia rasakan bersama pasangannya ketika cinta itu sudah gagal atau tidak bisa lagi dipertahankan lagi.

Semua orang bisa merasakan cinta, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, sampai manula.
Kalo yang jatuh cintanya itu anak-anak atau remaja, dikasih nama cinta monyet. Kalo yang jatuh cintanya orang dewasa namanya cinta beneran. Gue sendiri bingung kenapa ada pembedaan jenis cinta, kenapa orang dewasa menyebut remaja yang jatuh cinta dengan sebutan ‘cinta monyet’? apakah dia menganggap remaja adalah monyet, lalu mencintai monyet yang lainnya?
Emang kalo monyet jatuh cinta itu kaya gimana? Nyariin kutu pacarnya? Atau memanggil pasangannya dengan panggilan ‘sarimin’?­
Atau mungkin orang dewasa ini memang orang terpelajar yang mengangkat teori Darwin yang mengatakan bahwa manusia berasal dari monyet. Mungkin mereka berpendapat “sebelum jadi dewasa (manusia) harus melewati tahap remaja (monyet)”, kalo gitu berarti merekapun pernah menjadi monyet sewaktu remaja.
Kalo emang pemikirannya begitu, tanpa sadar mereka (perempuan) telah melahirkan seorang monyet dari rahimnya dan dengan sabar telah membesarkan monyet itu sehingga menjadi manusia.
-
Semua orang yang pernah pacaran atau setidaknya pernah naksir seseorang, tentu pernah merasakan ‘cinta pertama’. Saat kita merasakan cinta pertama, biasanya sih kita gak sadar akan perasaan aneh apa yang kita rasakan saat itu.
Biasanya cinta pertama timbul pada masa SMP, tapi banyak juga yang mulai merasakan cinta pertama dari SD bahkan dari TK. Kalo gue pribadi dari SMP, tapi gue gak tau itu cinta atau status pacaran doang, yang jelas gue bilang kalo gue sayang ke dia.
Saat merasakan cinta pertama, kita merasakan rasa yang terbilang asing. Rasa seperti sangat menyukai dan ingin memiliki. Saat itu pula kita mulai bertanya-tanya “gue kenapa yah? Kok seneng banget sama dia”, dan kita mulai mencari tau apa sebenarnya rasa yang kita rasakan saat itu.
Dari mata turun ke hati, adalah proses terjadinya cinta hampir bagi semua orang. Mulai dari ngeliatin, terus lama-lama suka, lalu timbul rasa ingin memiliki.
Ketika kita mencintai seseorang, kita akan berusaha menjadi seseorang yang terbaik untuk orang yang disuka. Contohnya gue lagi suka sama cewek, maka gue akan berusaha menjadi seorang cowok yang disukai cewek yang gue taksir. Kalo si cewek suka sama cowok yang selalu wangi, maka gue akan berusaha tetap wangi demi mendapatkan tempat di hatinya. Tampil lebih baik, atau setidaknya enak dilihat daripada sebelumnya. Kalo si cewek seneng sama cowok yang jago maen basket, maka gue akan bela-belain setidaknya belajar bermain basket. Kalo ceweknya suka cheerleader maka gue bakal bela-belain pengen masuk cheerleader di sekolah. Tapi satu yang gak bisa diturutin, “cewek yang pengen sama cowok ganteng”. Apa gue harus operasi muka?
Itu semua dilaukan hanya untuk mendapat tempat di hati orang yang kita suka.
Namun tanpa disadari, demi mendapatkan cinta, kita rela menjadi orang lain. Kita jadi melakukan apa yang dia sukai ketimbang apa yang kita suka, walaupun sebenernya kita tidak suka akan sesuatu yang dia suka.­ Dengan kata lain, kita seperti memakai topeng di depan pasangan kita dalam ruang yang pasangan kita inginkan.
-
Cinta mempunyai rasa ingin memiliki sepenuhnya, maka ada status memiliki satu sama lain yang dinamakan ‘pacaran’. Sebelum pacaran, akan ada proses yang dinamakan pedekate.
Di dalam pedekate inilah, seseorang mulai menjadi orang lain.
Saat pedekate kita akan mencari tau tentang orang yang kita suka. Mulai dari hobi, alamat, makanan kesukaan, sampe ukuran kolor (lho kok?).
Setelah info sudah didapat, tahap selanjutnya adalah pencocokan. Seperti yang udah gue katakan, kita akan mencocok-cocokan apa yang kita sukai dengan apa yang dia sukai. Tapi biasanya pencocokan ini bersifat ‘maksa’. Gak peduli kita suka atau enggak, yang penting kita dapetin hatinya.
Contoh pencocokan maksa:
*cowok sms-an sama cowok juga*
A : hey
B : siapa nih?
A : Ajis, boleh nanya gak?
B : nanya apa?
A : kamu cewek apa cowok?
B : cowok, kenapa?
A : kok sama? Jangan2 kita jodoh.. :*
B : iyah :*
A : jadian yuk :*
B : yuk :*
Kalo yang kayak gitu jangan !
Lalu tahap terkahir adalah jadian. Setelah dirasa udah cocok sama gebetan, maka penembakan adalah ritual wajib yang harus dilakukan. Nembak cewekpun caranya macem-macem, ada yang ngungkapin pake surat cinta, ada yang nembak pake lagu, ada yang ngomong langsung, baik itu di telepon atau berhadapan secara langsung, ada yang lewat sms. Pokoknya macem-macem, tergantung kemauan sama kreatifitas masing-masing.
Kalo cowoknya pemalu, mungkin akan memilih nembak lewat surat cinta. Kalo cowoknya musisi, dia akan mengungkapkan perasaannya lewat sebuah lagu. Kalo puitis, bakal nembak pake puisi. Kalo agamis, mungkin nembaknya dengan cara ngaji di depan sang gebatan (Emang ada?)
Setelah nembak, pasti ada 2 kemungkinan. Pertama, ditolak dan yang kedua diterima. Sebenarnya gak penting mau diterima atau enggak, karena itu adalah hasil akhir, dan tujuan kita sebenarnya adalah mengungkapkan. Yang terpenting adalah seberapa mau kita untuk mengungkapkan perasaan itu.
Tapi yang sering gue pertanyakan adalah “kenapa harus cowok yang nembak duluan?”
Para cewek Indonesia cenderung gengsi untuk mengungkapkan perasaannya terlebih dulu kepada cowok. Kalo si cowoknya gak nembak-nembak, cewek akan menggunakan cara ampuh, yaitu ‘kode-kodean’.
Kode-kodean ini sangat lazim dipake sama kaum cewek, cowok juga ada aja sih tapi kebanyakan cewek. Contohnya, cewek akan berkata pada cowok “bosen ngejomblo”. Itu menandakan dia pengen ditembak (Sadarilah wahai laki-laki).
Setelah jadian, biasanya cewek bakal nginget tanggal jadiannya, beda sama cowok. Mungkin daya ingat cewek lebih baik daripada cowok, atau karena cewek menganggap tanggal jadian adalah sesuatu yang wajib diingat dan diperingati setiap bulannya. Makanya ada aniversarry.
Banyak keanehan yang tersimpan dalam pacaran, salah satunya ‘panggilan sayang’. Ada ayah-bunda, bebep, ayank (pake ‘k’ , kalo orang normal pake ‘g’), dan masih banyak panggilan aneh lainnya.
Lalu dalam berpakaianpun mereka bakal samaan, ada yang pake couple t-shirt, yang cowok tulisannya she is my love tulisannya ke kiri, yang cewek tulisannya he is my love, tulisannya ke kanan. Dengan memakai baju itu, mau enggak mau posisi mereka kalo jalan harus tetap enggak boleh diubah-ubah, cowoknya di kanan, ceweknya di kiri. Itu udah jadi harga mati. Kalo dipisah nanti pusing bedain yang mana cewek yang mana cowok.
Pacaranpun mempunyai 2 kemungkinan akhir, yang pertama adalah putus.
Setiap pasangan tentunya gak bisa ngehindar dengan putusnya hubungan mereka disaat putus menjadi jalan terakhir yang bisa mereka ambil saat suatu hubungan sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Lalu membuat kisah cintanya yang baru bersama orang lain.
Dan yang kedua adalah pernikahan. Semua pasangan yang saling mencintai tentunya menginginkan hubungannya sampai ke jenjang pernikahan. Tapi, untuk menuju ke pelaminan itu tidak mudah. Ibarat naik bajai menuju ke suatu tempat bersama pasangan, tentunya dalam perjalanan menuju tempat itu akan ada banyak goncangan dan hambatan. Kalo gak kuat ngadepin goncangannya, salah satu atau keduanya bakal berhenti di tengah jalan dan tidak melanjutkan ke tempat yang dituju. Atau salah satunya akan mencari kendaraan lain yang dinilai lebih nyaman untuk mencapai tempat yang dituju. Namun yang perlu diingat, bukan seberapa dahsyat goncangan yang ada di perjalanan itu, tapi seberapa mau dan kuat kita menghadapi goncangan itu hingga akhirnya turun berbarengan dengan pasangan kita di tempat tujuan akhir.
-
Semua orang yang pacaran itu punya tujuan yang sama, yaitu ‘bahagia’. Emang sih pacaran itu bikin bahagia, tapi biasanya kebahagiaan itu datengnya di awal-awal pacaran doang. Setelah beberapa bulan kemudian, salah satu dari mereka akan bosen, gak nyaman, dan akhirnya putus.
Biasanya penyebab putusnya adalah karena cowok menganggap cewek terlalu banyak meminta, bukan meminta dalam hal materi, tapi meminta lebih dari itu, seperti waktu. Katanya perempuan diciptain dari tulang rusuk laki-laki, ada untuk melengkapi satu sama lain. Namun tulang rusuk laki-laki ini lama kelamaan meminta sesuatu yang lebih dari laki-laki, dia minta hati, jantung, sampe waktupun diminta.
Kebanyakan cewek meminta agar cowoknya menjadi seorang yang dia inginkan tanpa mempedulikan mau atau tidaknya si cowok.
-
Kalo udah putus, cewek/cowok akan melupakan kenangan manis yang udah mereka dilewati berdua. Namun sadar atau enggak, kenangan yang sulit dilupakan adalah kenangan yang terjadi pada saat cinta pertama. Ciiiyeeee, gue senyum-senyum nih nulisnya.
Mungkin hampir semua orang menyimpan kenangan indah pada saat cinta pertamanya dan enggan buat ngelupainnya.
Menurut gue, alesan kenapa gak bisa ngelupain cinta pertama adalah karena cara kita mencintainya.
Saat cinta pertama, khususnya yang waktu SD atau SMP, kita mencintai seseorang dengan jujur, apa adanya, gak banyak mikir, Cuma satu yang kita tau, yaitu “gue sayang dia”. Cara mencintai seperti itulah yang sulit didapatkan ataupun dilakukan ketika kita beranjak dewasa.
 Dengan cara mencintai seperti itu yang cenderung polos yang sebenarnya membuat kita bahagia. Karena gue percaya, saat kita mencintai seseorang kita harus seperti anak kecil, jujur, apa adanya, gak banyak mikir, hanya sesimpel “aku sayang dia”.
Saat dewasa, cinta jadi dibikin ribet. Mulai dari ngukur materi segala macem.
-
Terlepas dari cinta kepada pacar, sesungguhnya ada cinta yang lebih hakiki yang orang-orang sering lupakan. Cinta itu adalah cinta sang pencipta kepada ciptaannya, cinta Rasul kepada umatnya, dan cinta orang tua kepada anaknya. Ketiga cinta itu tidak akan bisa dihilangkan dan tidak bisa pudar sampai kapanpun. Dulu sewaktu gue atau kita masih kecil, Cuma ketiga cinta itulah yang kita tau dan rasakan. Tapi setelah kita beranjak dewasa dan merasakan cinta yang baru, yaitu kepada lawan jenis kita yang dulunya bukan siapa-siapa kita. Hati kita cenderung diberikan kepada pacar seorang dan kita melupakan cinta yang sesungguhnya selalu ada untuk kita setiap saat, tak peduli kita sedang di atas atau di bawah. Cinta yang tak memperdulikan materi dan bentuk fisik.